ANTARA GAMES DAN REALITAS




  Game berasal dari bahasa Inggris yang artinya permainan atau bermain, Game juga dapat diartikan sebagai arena keputusan dan aksi permainan. Game merupakan suatu bentuk hiburan yang seringkali dijadikan sebagai penyegar pikiran dari rasa penat yang disebabkan  oleh aktivitas dan rutinitas kita (Fauzi A). Dan kata game kini menjadi bahasa serapan di Indonesia.

"Terkadang saya tertawa mendengar anak-anak mengatakan ayo bermain game"

    saya mencoba membuka pandangan bahwa game bukan saja apa yang kita mainkan dalam alat-alat elektronik seperti zaman sekarang. jika kita kembalikan kepada kata dasar yaitu "permainan" maka game adalah sebuah kegiatan yang melibatkan aksi dan kepintaran seseorang untuk mencapai kesenangan.

"yaa memang benar...
bahwa game terkadang membuat saya merasa terhibur, game membuat saya berpikir"
   
kita kembali ke masa lalu sejenak, waktu saya sekitar umur 9 tahun sangat menyukai permainan bahkan bila dibandingkan antara belajar dan bermain saya lebih memilih untuk bermain! banyak ketenangan di dalamnya. 

"Game membuat saya tertawa"
"Game membuat saya berpikir"
"Game membuat saya berkeringat"
"Game membuat saya berimajinasi"
"Game membuat saya mengenal langkah"

"Game membuat saya mengenal bahasa"

"Game membuat saya mampu berbahasa"



yaa... saya lebih sering bermain, bermain petak umpet, gundu/klereng, enkle, bola api, masak-masakan, smack down, dan masih banyak lagi. hingga sampai menjelang sore ibu memanggil menyuruh pulang untuk mandi, makan dan belajar. yaa belajar.
mandi, makan dan belajar. dalam seorang anak dihadapkan dengan berbagai buku pelajaran, dengan harapan bahwa seorang anak berprestasi di sekolah, impian ibu dan ayah pun ditaruh dipundak seorang anak. si anak mencoba melalui apa yang diinginkan orang tuanya dan berharap dapat membanggakan orang tua dan mendapatkan hadiah. yes... aku berprestasi dan ternyata yang didapat...

"Hanya diam dan menjalankan rutinitas kembali"
Lalu bagaimana bila si anak mendapat nilai buruk?
"Liat nilai kamu banyak yang MERAH kamu jangan banyak main"

"yaa begitulah realitas..."

"Ayah Ibu, kau tahu anakmu ini ingin dianggap dan dipuji
atas keberhasilan yang peroleh"

PERBEDAAN GAME DAN REALITAS

      Kembali ke game, sekarang game memiliki banyak pilihan "Tradisional" atau "Modern". game mengalami banyak perkembangan dibidang teknologi yang tujuannya untuk menghibur. hanya orang yang bermain game yang tau nilai positif dalam game. itu mengapa banyak anak maupun dewasa menyukai game, karena game memiliki keunikan dalam menyajikan pengetahuan, ilmu, dan imajinasi kepada penggunanya, bahkan player seakan terhanyut di dalamnya. 
     Game seperti hiburan yang mendidik, game memberikan banyak alternatif permainan Strategy, Action, Adventure, Dll. Game memiliki apa yang dinamakan "Positive Feedback" yaitu memberikan hadiah sekecil apapun misi dan rintangan yang mampu player selesaikan. semakin seseorang mampu memecahkan berbagai macam persoalan dalam game maka player akan mendapatkan hadiah yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan selama ini.
     Game membuat player lebih teliti dan waspada, misal : dalam suatu gedung yang terbakar si player dihadapkan oleh dua tikungan dan harus memilih mana yang benar, kanan atau kiri. bila si player benar dalam memilih jalan maka dia akan menuju pada rintangan selanjutnya, dan bila salah maka si player akan kejatuhan reruntuhan lalu "Mati".
     Dalam Game ada Istilah Restart yaitu mengulang permainan, si player akan dihidupkan kembali dan dihadapkan pada rintangan yang sama, dan dia sudah mengetahui mana jalan yang benar. hingga selesai pada misi dan mendapatkan hadiah berupa EXP (experience yang akan menjadikan si player naik tingkat/ levelup, Item bagus (barang-barang berupa pakaian, senjata, dll) tergantung permainan. dan banyak lagi hadiah yang membuat player semangat dalam menjalankan sebuah misi.

Lalu bagaimana dengan Realitas?

      Apa yang ada pada realitas belum tentu sesuai dengan apa yang kita harapkan, kembali ke contoh si anak diatas. orang tuanya mengharapkan si anak belajar dan pintar sesuai dengan harapan, dan si anak berharap menjadi pintar dan berharap mendapatkan hadiah. tapi itu belum tentu. lalu si anak menerima takdir bahwa dia tidak mendapatkan hadiah sesuai dengan apa yang diharapkan, tapi minimal si anak ini berharap dia merasa dianggap,dibanggakan sesuai dengan keberhasilannya. yaa itulah realitas, orang-orang sibuk memberikan kewajiban tapi lupa dengan hak seseorang.
     dalam hal ini sebagai orang tua diharapkan bahwa jangan memandang bahwa game membuat anak menjadi bodoh karena belum tentu seperti itu, jangan menyalahkan game membuat anak anda menjadi lupa akan ayah dan ibunya, jangan memandang game menjadi anak yang nakal.

"tanyakan pada diri anda wahai orang tua"

"sudah sejauh mana anda memberikan kewajiban tanpa lupa akan hak anak, sudah sejauh mana anda menganggap dan memuji anak atas prestasinya"
"karena kami para anak ingin dianggap"

0 comments:

Posting Komentar