A.
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan salah satu
aspek dalam manajemen yang paling penting. Karena ditangan pemimpinlah visi dan
misi dapat disampaikan dalam persepsi yang sama kepada bawahan. seorang
pemimpin yang dapat memberitahu serta mengarahkan bawahan untuk mengerjakan
tugas-tugas yang harus mereka kerjakan. Seorang pemimpin diibaratkan kepala
dalam tubuh organisasi atau perusahaan.
Banyak pendapat dari beberapa
peneliti yang mencari tahu tentang sifat kepemimpinan, para teoritisi kesifatan
merupakan kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek
kepemimpinan, menurut mereka para pemimpin memiliki cirri-ciri atau sifat-sifat
tertentu yang membuat mereka dapat menjadi seorang pemimpin dan mampu memimpin
pengikutnya. Daftar sifat-sifat kepemimpinan ini bias menjadi panjang tetapi
biasanya mencakup energy, pandangan, pengetahuan dan kecerdasan, kepercayaan
diri, integritas, dan lain-lain.
Para psikolog dan peneliti
mealakukan usaha sistematik untuk bisa memahami dan mengidentifikasi
sifat-sifat pemimpin. Sebagian besar penelitian-penelitian awal tentang
kepemimpinan ini bermaksud untuk 1) membandingkan sifat-sifat orang yang
menjadi pemimpin dengan sifat-sifat yang menjadi pengikut, dan 2)
mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin yang
efektif.
B.
PEMBAHASAN
TENTANG KEPEMIMPINAN
1.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu proses
untuk mengarahkan dan mempengaruhi
aktifitas yang berhubungan dengan
penugasan anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan kelompok/organisasi.[1]
Menurut Kamus Manajemen, kepemimpinan manajemen adalah tanggung jawab pimpinan
dalam melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
sehingga orang berkerjasama secara efektif untuk mencapai sasaran.[2]
Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh terhadap kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan.. Ada tiga implikasi dari definisi
yang dinyatakan oleh Stoner, yaitu :
·
Pertama, kepemimpinan
menyangkut orang lain, maksudnya adalah kesediaan bawahan atau pengikut dalam
menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan
status kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan.
·
Kedua, kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin
dan anggota kelompok.
·
Ketiga, selain dapat
memberikan pengarah kepada bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga
mempergunakan pengaruh, dengan kata lain pemimpin tidak hanya sekedar
memberikan perintah kepada bawahannya tetapi juga dapat mempengaruhi bawahan
untuk melaksanakan perintahnya.[3]
Menurut Chester Barnard(1938)
mengatakan bahwa pekerjaan pemimpin ialah mengelola nilai-nilai organisasi dan
membangkitkan komitmen karyawan.[4]
Seporang pemimpin memiliki kriteria yaitu
-
Kesediaan untuk
menerima tanggung jawab, mampu mengatasi masalah bawahan atau tekanan yang
berasal dari luar kelompok
-
Kemampuan untuk
mengamati ( Perceptive ) atau menemukan suatu kenyataan dari suatu lingkungan
-
Kemampuan bersikap
objektif
-
Kemampuan untuk
berkomunikasi
Menurut Bennis, seorang pemimpin
bukanlah seorang manajer. Manager melakukan hal yang tepat sedangkan menurutnya
pemimpin haruslah memuaskan para pengikutnya.[5]
Dari pengertian Bennis, ia seolah memposisikan seorang pemimpin sebagai sebuah
bentuk pelayanan. Yakni bagaimana pemimpin melakukan hal yang memang dibutuhkan
oleh anggotanya. Pengertian ini sangat cocok untuk kepemimpinan dalam
pemerintahan. Bagaimana pemimpin bukanlah dilayani tapi melayani, dia bekerja
untuk anggotanya bukan mempekerjakan anggotanya.
Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert
bahwa kepemimpinan merupakan sebuah proses mempengaruhi serta mengarahkan
pegawai agar dapat melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka.
Griffin sendiri membagi kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai sebuah
proses dan atribut. Sebagai sebuah proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa
yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memperjelas tujuan organisasi dan
memotivasi pegawai atau yang dipimpinnya, serta menciptakan dan memlihara
budaya produktivitas dalam organisasi atau perusahaan. sedangkan dalam konsep
atribut, kepemimpinan dipandang sebagai karakteristik yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin, sehingga ia dapat mempengaruhi orang tanpa menggunakan
kekuatannya dan orang-orang dapat menerimanya sebagai seorang yang pantas
memimpin.
Terkadang kita menyamakan pemimpin
dengan manjer, padahal secara esensi keduanya memiliki perbedaan. Berikut ini
merupakan perbedaan pemimpin dan manajer menurut Giffin (2000)
Kegiatan
|
Manajemen
|
Kepemimpinan
|
Penyusunan Rencana
|
Perencana dan
penganggaran
Penentuan rencana
spesifik dari kegiatan untuk pencapaian tujuan serta mengalokasikan segala
sumber data yang dibutuhkan.
|
Penentu arah kegiatan
Menyusun visi atau
tujuan jangka panjang yang akan diraih oleh organisasi serta strategi
perubahan yang harus dilakukan.
|
Membangun relasi
antarmanusia atau kelompok kerja untuk merealisasikan rencana.
|
Pengorganisasian dan
penempatan SDM
Menyusun struktur
organisasi, prosedur kerja, tanggung jawab dari setiap bagian organisasi,
serta metode implementasi.
|
Mengomunikasikan visi
kepada orang orang serta membangun kerja sama dengan orang-orang yang siap
untuk mewujudkan visi secara bersama-sama.
|
Implementasi rencana
|
Pengawasan dan
pemecahan masalah
Pada tahapan
implementasi, tugas manajemen adalah melakukan pengawasan dan pengendalian
atas berbagai kendala yang mungkin ditemukan.
|
Memotivasi dan
memberikan inspirasi peran yang dilakukan pada saat implementasi adalah
memotivasi orang-orang yang telah sepakat bekerja sama melakukan implementasi
dari apa yang telah dibangun sebagai upaya pencapaian visi.
|
Hasil yang diperoleh
|
Sesuatu yang telah
diperkirakan atau ditargetkan sebelumnya
|
Suatu perubahan yang
akan mendukung pencapaian visi
|
Ada empat aspek dasar dalam
kepemimpinan, yaitu:
a) Pengikut(followers),
yaitu orang –orang yang mengikuti pemimpin atau orang-orang yang diperintahkan
atau dipengaruhi oleh pemimpin untuk melakukan sesuatu. Para pengikut itu
seperti, pegaiwai, pekerja ataupun bawahan.
b) Perbedaan
kekuasaan(distribution of powers). Perbedaan hirarki antara atasan dan bawahan,
atau pemimpin dan pengikut(pegawai, pekerja) maka berimplikasi kepada perbedaan
kekuasaan diantara keduanya.
c) Penggunaan
kekuasaan dan mempengaruhi (power to influence). Konsekuensi logis dari
perbedaan kekuasaan yang dimilihi akan berpengaruh kepada ‘pengaruh’ yang
dimiliki. Seorang pemimin akan memiliki penaruh dibandingkan seorang bawahan.
d) Nilai
yang dibangun. pemimpin tidak hanya berpikir bahwa dia hanya sekedar berkuasa,
melainkan juga harus mendorong terwujudnya suatu nilai positif sehingga dapat
memberikan perubahan positif kepada semua karyawan atau pegawai.
2.
Pendekatan
dan Gaya kepemimpinan
a)
Pendekatan
Personal mengenai kepemimpinan
Pendekatan personal mengenai
kepemimpinan melihat pemimpin dari sisi personal atau karakteristik seorang
pemimpin.
b)
Pendekatan
perilaku mengenai kepemimpinan
Pedekatan
ini mencoba memfokuskan kepada perilaku dan tindakan yang dilakukan oleh
seorang pemimpin atau pemimpin yang efektif. Kepemimpinan yang efektif bisa
melekat pada semua manajer dalam suatu organisasi di mana pun posisi dan
bidangnya, karena akan menghasilkan output organisasai yang optimal, antara
lain sebagai berikut :
·
Beban tugas pekerjaan akan bisa diselesaikan dalam bentuk
tercapainya sasaran kerja yang sebelumnya sudah ditetapkan dengan lebih cepat
(Output pertama).
·
Mesin organisasi akan berjalan penuh, beban kerja merata,
tidak ada yang menganggur, karena pedelegatian tugas dilakukan dengan rencana
dan seleksi yang baik.
·
Setiap manajer bawahan, bahkan para karyawan staf di bawah
manajer terendah, akan menerima tugas yang didelegasikan kepadanya dan
mengerjakannya, disertai bimbingan (coaching) dari manajer atasannya langsung,
ditambah dengan pengawasan dan pembimbingan berjenjang dari atasannya lagi yang
berposisi lebih tinggi.
·
Melalui proses pendelegasian dan pembimbingan tersebut akan
terjadi proses bekerja sambil belajar (semacam on the job training) sehingga
secara otomatis akan terselenggara system pembinaan sdm tanpa biaya, dengan
output berupa terciptanya tenaga-tenaga professional yang siap pakai dari
internal organisasi sendiri (Output ke-dua).
·
Proses keseluruhan pekerjaan akan lebih bergairah karena
semua sdm merasa dibutuhkan, yang menjadikan semuanya menyadari sebagai
pengikut bukan karena motivasi uang atau pun takut pada atasan, tetapi
menyadari sebagai proses pembentukan kepemimpinan diri.[7]
c)
Pendekatan
Kontigensi mengenai kepemimpinan
Pedekatan kontigensi melihat bahwa
kepemimpinan bersifat situasional. Pendekatan ini melihat bahwa gaya manajemen
atau gaya kepemimpinan yang akan memerikan kontribusi positif bagi organisasi
beragam tergantung kepada keragaman situasi yang dihadapi.
d)
Pendekatan
Subtitusi
Pendekatan
subtisional melihat kepemimpinan adalah sebuah konsep yang menidentifikasi
situasi dimana peran kepemimpinan bersifat netral dan cenderung dapat
digantikan oleh karateristik pegawai, bawahan. Contoh jika ada yang sakit dan
dating kerumah sakit maka perawat atau dokter dapat segera menangainya tanpa
terlebih dahulu bertanya kepada pemimpin rumah sakit.
e) Kepemimpinan karismatik
Kepemimpinan
kharismatik (charismatic leadership) adalah kepemimpinan yang mengasumsikan
bahwa karisma meruapakn karateristik dari individu yang dimiliki oleh salah
satu pemimpin yang membedakannya dengan pemimpin lain.
f)
Kepemimpinan
transpormatik
Merupakan
gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seroang manajer atau pemimpin lain yang
kemampuannya tidak bersifat umum dan diartikan sebagai kemampuan untuk
merealisasikan misi, mendeorong anggota melakukan pembelajaran serta memberikan
inspirasi kepada bawahan mengenai hal baru yang perlu diketahui dan dikerjakan.
Selain jenis-jenis kepemimpinan, kita juga harus mengetahui gaya-gaya
kepemimpinan itu seperti apa. Gaya
kepemimpinan ialah cara seorang memimpin dalam mengendalikan kekuasaannya. Gaya
kepemimpinan otokratik artinya memaksa dan mendesakan kekuasaannya terhadap
bawahan. Pemimpin menilai bawahannya tidak memiliki hak untuk mengusulkan
kritik dan saran terhadap dirinya, ia perintahkan bawahannya untuk melakukan
apapun yang dia inginkan, ia menjadi seorang diktator. Kepemimpinan demokratik,
pemimpin ini mengetahui apa yang dibutuhkan bawahannya. Pemimpin ini
menghormati dan menerima segala kritik dan saran dari bawahannya.
Kepemimpinan
paternalistik, pemimpin menilai bawahannya belum dewasa karena itu pemimpin
melakukan beberapa pekerjaannya dengan sendiri. Namun kepemimpinan ini berbeda
dengan otokratik yang diktator hanya saja pemimpin ini membatasi kerja dari
bawahannya, ada beberapa kebijakan yang bawahannya tidak ikut andil dalam
menentukan. Dengan demikian ada 3 jenis
perilaku (gaya) pemimpin
-
The
Autocratic Leader, Adalah pemimipin yang otokratik, bahwa semua tindakan
berpusat pada dirinya.
-
The Participate Leader, Suatu gaya pemimipin yang dilakukan dengan mengajak
partisipasi bawahan.
-
The Free Rein Leader,
Suatu gaya pemimpin dengan membebankan tugas dan keberhasilan pada anak
buahnya.
3.
Fungsi
Kepemimpinan
Agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan
efektif, seorang pemimpin paling sedikit harus menjalankan 2 fungsiutama,
yaitu:[8]
a. Fungsi
Pemecahan Masalah(Problem Solving Function)
Fungsi ini berhubungan dengan
tugas atau pekerjaanya itu memberikan jalan keluar, pendapat dan informasi terhadap
masalah yang dihadapi kelompok.
b. Fungsi
Sosial (Social Function)
Fungsi ini berhubungan dengan
kehidupan kelompok, yaitu memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai
tujuan dan menciptakan suasana kerja bagi kelompoknya.
Pendekatan
perilaku kepemimpinan memusatkan perhatiannya kepada fungsi-fungsi dan
gaya-gaya kepemimpinan. Dalam fungsi kepemimpinan, pendekatan perilaku membahas
orientasi atau identifikasi pemimpin. Ada dua fungsi utama dalam sebuah
kepemimpinan di dalam suatu kelompok, yaitu :
·
Fungsi-fungsi yang
berhubungan dengan tugas (task-related), fungsi ini menyangkut pemberian saran
penyelesaian, saran, dan pendapat
·
Fungsi-fungsi
pemeliharaan kelompok (group-maintenance) atau sosial, mencakup segala sesuatu
yang membantu kelompok berjalan lebih lancar, misalnya persetujuan dengan
kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya
Dalam gaya
kepemimpinan juga terdapat dua hal yang telah di identifikasi oleh para
peneliti, yaitu :
·
Gaya dengan orientasi
tugas (task-oriented), manajer bertugas mengarahkan dan mengawasi bawahan
secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan
keinginannya.
·
Gaya dengan orientasi
karyawan (employee-oriented), manajer lebih sering memotivasi karyawannya
disbanding mengawasi mereka.[9]
4. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan
Menurut
Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt terdapatberbagai faktor yang
mempengaruhi seorang manajer memiliki suatu gaya kepemimpinan, yaitu:[10]
a. Karakteristik
Manajemen Cara seorang manajer memimpin banyak dipengaruhi oleh latarpendidikannya,
pengalaman masalalunya, nilai-nilai yang dianutnya, dan sebagainya.
b. Karakteristik
Bawahan
Seorang manajer akan
member kebebasan dan mengikut sertakan bawahannya dalam pengambilan keputusan bila
bawahan dianggap cukup berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang memadai untuk
mengatasi masalah secaraefektif.
c. Karakteristik
Organisasi
Seorang manajer akan menentukan
gaya kepemimpinan berdasarkan iklim organisasi, jenis pekerjaan organisasi, dan
sebagainya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi eketifitas kepemimpinan dari hasil penelitian Tannenbaum dan
Schmidt, yaitu:
a. Diri
Pemimpin
Kepribadian, pengalaman
masalalu, latarbelakang, dan harapa nmemimpin sangat mempengaruhi evektivitas kepemimpinan
disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
b. Karakteristik
Atasan
Gaya kepemimpinan di
manajer sangat mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer yang bersangkutan.
c. Karakteristik
Bawahan
Respon yang diberikan oleh
bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan seorangmanajer. Latarbelakang pendidikan
bawahan juga sangat menentukan cara manajer menggunakan gaya kepemimpinannya.
d. Persyaratan
Tugas
Tuntutan tanggungjawab terhadap
pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang manajer.
e. Iklim
Organisasi dank Kebijakan
Faktor ini dapat mempengaruhi
harapan dan perilaku anggota kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih manajer.
f. Perilaku
dan Harapan Rekan
Rekan sekerja manajer merupakan
kelompok acuan yang penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer
sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja manajer.
C.
KESIMPULAN
Kepemimpinan
merupakan komponen penting dalam manajemen. Karena pemimpin bertugas untuk
menunjukan serta memerintahkan hal yang harus dilakukan oleh pegawainya untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Seorang pemimpin bukan hanya bertugas
sebagai seorang pemimpin dalam arti ‘memiliki kuasa’ melainkan juga
membangkitkan motivasi bawahannya agar tercipta budaya produtifitas dalam perusahaan
dan organisasi. Kepemimpinan memiliki banyak definisi, ada yang mengartikannya
sebagai sebuah proses dan ada pula yang mengartikannya sebagai sebuah atribut.
Antara
kepemimpinan yang satu dengan yang lain tidaklah sama tergantung dari budaya
serta pendekatan yang dilakukan. Masng-masing memiliki kelebihan dan
kekuarangan, pemakaian pendekatan tersebut tergantung dari kebutuhan serta
situasi dalam perusahaan dan oraganisasi. Dari pednekatan tersebut akan lahir
gaya kepemimpinan.
Inti
dari kepemimpinan adalah agar apa yang dikerjakan sesuai dengan tujuan yang
telah disepakati, jika pemimpin dapat mencapai tujuan tersebut dengan cara yang
baik maka kepemimpinan tersebut dapat dikatakan efekti.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sule, Ernie Tisnawati dan
Kurniawan Saefullah. Pengantar
Manajemen(edisi pertama). 2005(cetakan keempat). Jakarta:Kencana Prenada
Media Group.
·
Russel, Edward dan
Walling. 50 Terobosan Manajemen: Yang
Perlu Anda Ketahui. Jakarta: Esensi(Erlangga Group)
·
Dr. J. Riberu. Dasar-dasar kepemimpinan. 1992. Cv.
Pedoman ilmu jaya.
·
Kadarman, A. M.,
danJusufUdaya.PengantarIlmuManajemen. 2001.Jakarta: PT Prenhallindo.
·
Terry, George R, dan
Leslie W. Rue. Dasar-dasarManajemen. Jakarta: PT BumiAksara, 2003.
·
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, BPFE – Yogyakarta,
1986.
Sumber Web
- http://www.slideshare.net/conesti08com/manajemen-kepemimpinan
- http://www.jurnaltaqin.com/2010/12/teori-teori-kepemimpinan.html
- http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/12/13/konsep-kepemimpinan-harus-melekat-pada-setiap-manager-325020.html
[1] A. M. KadarmandanJusufUdaya, PengantarIlmuManajemen,
Jakarta: PT Prenhallindo, 2001, h. 143.
[2] B.N Marbuan, SH. Kamus
Manajemen. 2003. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Cet.1. halaman.128.
[3] T. Hani Handoko, Manajemen
Edisi 2, BPFE – Yogyakarta, 1986. Hal. 294
[4] Edwar Russell-Walling, 50 Terobosan yang perlu anda ketahui. Hlm
108
[5] Ibid. hlm.110
[6] Sumber diambil dari buku Pengantar Manajemen tanpa ada perubahan
[7] http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/12/13/konsep-kepemimpinan-harus-melekat-pada-setiap-manager-325020.html
[9] T. Hani Handoko, Manajemen
Edisi 2, BPFE – Yogyakarta, 1986. Hal. 299
nice info kak ijin share
BalasHapusBerita hari ini