Wawancara
merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview)
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Wawancara
bisa dilakukan dengan dua bentuk, yang pertama adalah wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur[1].
1. Wawancara
terstruktur
Teknik wawancara ini digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Sebelum
mewawancarai, peneliti biasanya sudah mencari tahu terlebih dahulu
informasi-informasi tentang hal yang akan ditanyakan dan juga menyusun daftar
pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti juga biasanya memakai alat-alatbantu
seperti tape recorder, gambar dan alat-alat lain yang dapat membantu dalam wawancara.
2. Wawancara
tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur
maksudnya adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan.
2. Observasi
Beberapa
informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.Alasan
peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik
perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti
perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Ada
beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif,
yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi
kelompok tidak terstruktur.[2]
1. Observasi
partisipasi
Metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan
dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
2. Observasi
tidak berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus
mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
3. Observasi
kelompok
Observasi yang dilakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
3. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang
lain tentang subjek.
Sejumlah
besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.Sebagian
besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian,
cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya.Sifat utama data ini tak
terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan
dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku
atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data
di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
Lexy
Meleong mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam studi
dokumentasi, yaitu[3]:
a. Dokumen
harian
Dokumentasi pribadi adalah catatan
atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan
kepercayaannya.Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk memperoleh sudut
pandang orisinal dari kejadian atau situasi nyata. Terdapat tiga dokumentasi
pribadi yang umum digunakan, yaitu:
·
Catatan harian: catatan yang berisi
beragam aktivitas dan kegiatan harian.
·
Surat Pribadi: Surat pribadi pada kertas,
e-mail, dan obrolan dalam telepon seluler dapat dijadikan sebagai materi dalam
analisis dokumen dengan syarat, peneliti mendapat izin dari orang yang
bersangkutan.
·
Autobiografi: Autobiografi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri atas gabungan tiga kata, yaitu auto (sendiri), bios
(hidup), dan grapein (menulis). Autobiografi adalah tulisan atau pernyataan
mengalami dari orang yang mengalami pengalaman hidup itu sendiri.
b. Dokumen
resmi
Menurut Meleong dokumen resmi dapat
dibagi kedalam dua bagian[4].
·
Dokumen internal, yaitu dapat berupa
catatan, seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, hasil notulensi
rapat, dan lain sebagainya.
·
Dokumentasi eksternal, yaitu dapat
berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga atau media,
seperti majalah, koran, buletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya.
4. Focus
Group Discussion (FGD)
Focus
Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan
pada penelitian kualitatif dengan tujuan menganalisis informasi menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permasalahan
dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu pokok permasalahan
tertentu.FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari
seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
B. Analisis Data Kualitatif
Pada awalnya
para peneliti kualitatif tidak menjelaskan secara rinci kegiatan analisis dalam
penelitiannya. Pada perkembangan selanjutnya para peneliti sejenis telah
berupaya untuk menjelaskan proses analisisnya secara rinci, meskipun masih
beragam caranya. Namun, hal itu dapat dipahami sesuai dengan sifat keterbukaan
dan kelenturan metode ini (Sutopo, 2002).
Data-data yang
diperoleh selama melaksanakan penelitian tidak memiliki arti apapun jika tidak
diolah, dianalisis dan disajikan dengan cermat dan sistematis. Analisis data
dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan akhir
analisis data kualitatif adalah untuk memperoleh makna, menghasilkan
pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan hipotesis atau teori
baru. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada
orang lain.
Analisis data
penelitian kualitatif dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan mana yang akan dikaji dimulai sejak sebelum peneliti memasuki
lapangan, dilanjutkan pada saat peneliti berada di lapangan secara interaktif
dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Kejenuhan
data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru.
1.
Analisis
Data Kualitatif Sebelum di Lapangan
Analisis dilakukan terhadap data
hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Semisal penelitian
difokuskan pada pohon jati, setelah peneliti masuk ke hutan beberapa lama,
ternyata hutan tersebut tidak ada pohon jati. Bagi peneliti kuantitatif tentu
akan membatalkan penelitiannya, tetapi kalau peneliti kualitatif tidak, karena
fokus penelitiannya bersifat sementara
dan akan berkembang setelah di lapangan. Bagi peneliti kualitatif kalau
fokus penelitian yang dirumuskan pada proposal tidak ada di lapangan, maka
peneliti akan merubah fokusnya.
2.
Analisis
Data Kualitatif Selama di Lapangan Model Miles dan Huberman
Miles dan
Hubermen (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)
serta Penarikan kesimpulan dan
verifikasi (conclusion drawing /verification).
Sejumlah peneliti kualitatif
berupaya mengumpulkan data selama mungkin dan bermaksud akan menganalisis
setelah meninggalkan lapangan. Cara tersebut untuk peneliti kualiatatif salah,
karena banyak situasi atau konteks yang tak terekam dan peneliti lupa
penghayaatan situasinya, sehingga berbagai hal yang terkait dapat berubah
menjadi fragmen-fragmen tak berarti.Sehingga pekerjaan pengumpulan data bagi
peneliti kualitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan,
mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi, dan menyajikan.
Analisis data
kualitatif model Miles dan Hubermen terdapat 3 (tiga) tahap:
- Tahap Reduksi Data
Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data
menurut Miles dan Huberman adalah :
Pertama, meringkaskan
data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi
penelitian.Pada langkah pertama initermasuk pula memilih dan meringkas dokumen
yang relevan.
Kedua, pengkodean.
Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-tidaknya empat hal :
a.
Digunakannya ringkasan.
b.
Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu.
c.
Kode dibangun dengan detail
d. Keseluruhannya dibangun dalam
suatu sistem yang berkesinambungan
Ketiga, dalam
analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan obyektif.Peneliti
perlu mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit jawaban atau situasi
sebagaimana adanya, faktual atau obyektif-deskriptif.
Keempat, membuat
catatan reflektif. Menuliskan apa yang terangan dan terfikir oleh peneliti
dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut diatas. Harus dipisahkan
antara catatan obyektif dan catatan reflektif
Kelima, membuat
catatan marginal. Miles dan Huberman memisahkan
komentar peneliti mengenai substansi dan metodologinya. Komentar
subtansial merupakan catatan marginal.
Keenam, penyimpanan
data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan
:
a. Pemberian label/nama data dengan
jelas
b. Mempunyai format yang uniform dan
normalisasi tertentu
c. Menggunakan angka indeks dengan
sistem terorganisasi baik.
Ketujuh, analisis
data selama pengumpulan data merupakan pembuatan memo.Memo yang dimaksud Miles
dan Huberman adalah teoritisasi ide atau konseptualisasi ide, dimulai dengan
pengembangan pendapat atau porposisi.
Kedelapan, analisis
antarlokasi.Ada kemungkinan bahwa studi dilakukan pada lebih dari satu lokasi
atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti.Pertemuan antar peneliti untuk
menuliskan kembali catatan deskriptif, catatan reflektif, catatn marginal dan
memo masing-masing lokasi atau masing-masing peneliti menjadi yang konform satu
dengan lainnya, perlu dilakukan.
Kesembilan, pembuatan
ringkasan sementara antar lokasi.Isinya lebih bersifat matriks tentang ada
tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi.
Mencermati
penjelasan di atas, seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan berfikir
sensitif dengan kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang tertinggi.
Berdasarkan kemampuan tersebut peneliti dapat melakukan aktivitas reduksi data
secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan
penelitian. Bagi peneliti pemula, proses reduksi data dapat dilakukan dengan
mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi
tersebut diharapkan wawasan peneliti akan berkembang, data hasil reduksi lebih
bermakna dalam menjawab pertanyaan penelitian.
2. Tahap Penyajian
Data/ Analisis
Data Setelah Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti banyak
terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya,
mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format yang menyajikan
informasi secara tematik kepada pembaca. Miles dan Huberman (1984)
memperkenalkan dua macam format, yaitu : diagram konteks (context chart) dan matriks.
Penelitian kualitatif biasanya difokuskan pada kata-kata, tindakan-
tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dapat
dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun
sebagai aspek relevan dari sistem sosial dimana seseorang berfungsi (ruang
kelas, sekolah, departemen, keluarga, agen, masyarakat lokal), sebagai
ilustrasi dapat dibaca Miles dan Huberman (1984:133)
Penyajian data
diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian
selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang yang relevan
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi
dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian. Penyajian
data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis
kualitatif yang valid dan handal.
Miles and Hubermen (1984) menyatakan
: ”the most frequent form of display data
for qualitative research data in the post has been narrative text” yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Miles
dan Huberman membantu para peneliti kualitatif dengan model-model penyajian
data yang analog dengan model-model penyajian data kuantitatif statis, dengan
menggunakan tabel, grafiks, amatriks dan semacamyan; bukan diisi dengan
angka-angka melainkan dengan kata atau phase
verbal.
- Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah
selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan
verifikasi data. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan
bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk
mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat
dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke
lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Langkah
verifikasi yang dilakukan peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk menerima
masukan data, walaupun data tersebut adalah data yang tergolong tidak bermakna.
Namun demikian peneliti pada tahap ini sebaiknya telah memutuskan anara data
yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna.
Data yang dapat diproses dalam analisis lebih lanjut seperti absah, berbobot, dan
kuat sedang data lain yang tidak menunjang, lemah, dan menyimpang jauh dari
kebiasaan harus dipisahkan.
Kualitas suatu
data dapat dinilai melalui beberapa metode, yaitu :
a. mengecek
keterwakilan data
b. mengecek data
dari pengaruh peneliti
c. mengecek
melalui triangulasi
d. melakukan
pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya
e. membuat
perbandingan atau mengkontraskan data
f. menggunakan
kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif
Dengan
mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara
atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk
mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan
kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang belum
pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti. Temuan
tersebut berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa hipotesis
atau teori.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan
berikut:
1. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD).
2. Analisis data dalam penelitian
kualitatif terbagi menjadi dua macam yaitu analisis data sebelum di
lapangan dan selama di lapangan.
3. Analisis data selama di
lapangan mencakup beberapa aktivitas
dalam yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)
serta Penarikan kesimpulan dan
verifikasi (conclusion drawing /verification).
DAFTAR PUSTAKA
o
Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan
R&D.Bandung:Alfabeta,2010
o
Bungin,B. Penelitian Kualitatif.Jakarta:Prenada Media Grup,2007
o
Kualitatif untuk ilmu-ilmu
social.Jakarta:Salemba Humanika
o
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika.
[1]Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal. 138-140
[2]Bungin,
B. 2007.Penelitian Kualitatif. Prenada
Media Group: Jakarta. Hal. 115
[3]
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika.
[4]
Ibid. Hal. 145-146
Tidak ada komentar:
Posting Komentar