Banyak
hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu
subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif,
alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung
banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan
sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan mempengaruhi hasil akurasi
penelitian. Untuk membuktikan keabsahan data kualitatif tersebut maka
diperlukan validitas dan reliabilitas dalam membuktikan keabsahan data yang
digunakan.
Pada
pengertian yang lebih luas validitas dan reliabilitas merujuk pada masalah
kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek
penelitian. Kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian sangat penting khususnya dalam penelitian ilmu-ilmu
social karena pendekatan filosofis dan metodologis yang berbeda terhadap studi
aktivitas manusia.[1]
Dalam pengojian keabsahan, metode
penelitian kualitatif mengunakan yang berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Perbedaan tersebut istilah ditunjukkan pada tabel berikut.[2]
Tabel Perbedaan
istilah dalam pengujian
keabsahan data antara metode kualitatif dan kuantitatif
Metode Kuantitatif
|
Metode Kualitatif
|
Validitas Internal
|
Kredibilitas
|
Validitas Eksternal
|
Transferabilitas
|
Reliabilitas
|
Dependabilitas
|
Objektivitas
|
Konfirmabilitas
|
Kredibilitas (crediability). Criteria kredibilitas melibatkan penetapan
hasil penelitian kualitatif adalah kredibel atau dapat dipercaya dari
perspektif partisipan dalam penelitian tersebut. strategi untuk meningkatkan
kredibilitas data meliputi perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian,
triangulasi, diskusi teman sejawat, analisa kasus negative, dan memberchecking.[3]
1.
Memperpanjang
pengamatan
Memperpanjang masa
pengamatan memungkinkan memperbanyak data lagi yang ditemukan karena peneliti
kembali lagi ke lapangan. Selain itu, peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari
responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan
juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Ketekunan penelitian
Apabila peneliti tekun dalam
melakukan penelitian, berarti pengamatan tersebut dilakukan dengan cermat dan
berkesinambungan. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Dengan begitu, kredibilitas data dapat meningkat dan dipercaya oleh public.
3. Triangulasi
Pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbabai cara, dan berbagai waktu atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Karena
dari itu ada yang disebut dengan, triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu[4];
a.
Triangulasi
Sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari berbagai sumber
tersebut, nantinya dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama,
yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber itu, tidak bisa
dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif. Setelah menghasilkan
kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan sumber-sumber data
tersbut.
b.
Triangulasi
Teknik. Mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,
misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, dan kuisioner. Jika menghasilkan data yang berbeda-beda, bisa jadi
semuanya benar, karena sudut pandang yang berbeda-beda maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
unutuk memastikan data mana yang dianggap benar.
c.
Triangulasi
Waktu. Misalnya ketik data dilakukan dengan teknik wawancara di pagi hari,
disaat narasumber masih segar, dan belum banyak masalah, akan memberikan data
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Karena itu waktu juga sering
mempengaruhi kredibilitas data.
4. Diskusi dengan teman sejawat[5]
Mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
5. Analisa kasus negative
Kasus negatif adalah kasus yang
tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.
Mengapa dengan analisis kasus nigatif akan dapat meningkatkan kredibilitas
data? Melakukan analisis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
tela ditemuka. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan
data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan meruba temuannya.[6]
6.
Memberchecking
Membercheck adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang
diperoleh itu telah disepakati oleh para pemeberi data maka berarti datanya
tersebut valid dan kredibel/dipercaya, tetapi apabila data tersebut tidak
disepakati oleh pemberi data, maak peneliti perlu melakukan diskusi dengan
pemberi data, dan apbila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah
temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.[7]
Transferabilitas (transferability).
Criteria transferabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian
kualitatif dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks atau setting
yang lain. Transferabilitas yaitu apakah hasil
penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Dalam penelitian
kuantitatif, transferabilitas ini merupakan validitas eksternal. Validitas
eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannnya hasil penelitian
ke populasi dimana sampel tersebut diambil.
Dari
sebuah perspektif kualitatif transferabilitas adalah tanggung jawab seseorang
dalam melakukan generalisasi. Orang yang ingin mentransfer hasil penelitian
pada konteks yang berbeda bertanggung jawab untuk membuat keputusan tentang
bagaimana transfer tersebut masuk akal. Nilai transfer ini berkenaan dengan
pertanyaan, sampai mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam
situasi lain.
Dependabilitas (dependability). Dalam penelitian
kuantitatif, dependability disebut juga dengan reliabilitas. Penelitian
yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses
penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability ditempuh
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit
dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing. [8]
Konfirmabilitas
(konfirmability). Dalam penelitian
kuantitatif pengujian ini disebut sebagai uji obyektivitas penelitian yaitu,
jika hasil penelitian telah disepakati banyak orang maka penelitian dikatakan
obyektif. Namun dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas ini dapat
dilakukan bersamaan dengan uji dependabilitas karena mirip. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian yang
berkaitan dengan proses yang dilakukan. Penelitian itu bisa dikatakan memenuhi
standar konfirmabilitas, apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada,
tetapi hasilnya ada.[9]
[1]
Prof. Dr. Emzir, M.Pd, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, hal. 78
[2]
Ibid, hal 79
[3]
Ibid, hal.80
[4]
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV.Alfabeta, 2010,
Hal. 127
[6]
Ibid, hal. 128
[7]
Ibid, hal 129
[8]
Ibid, hal 131
[9] Ibid
aduh... gak bisa di copas :v
BalasHapuskeren
BalasHapus