- Pendahuluan
Secara umum proposal penelitian dan
desain penelitian tidak berbeda, namun berdasarkan pengalaman secara umum kedua
istilah ini berbeda. Letak perbedaannya adalah pada kebiasaan penggunaan kedua
(proposal-desain) istilah itu yang sudah salah kaprah sejak semula. Kata
proposal semestinya digunakan untuk usulan-usulan penelitian yang memang masih
membutuhkan persetujuan pembiyaan. Sedangkan, usulan-usulan penelitian mandiri
atau usulan penelitian skripsi, tesis maupun disertasi di perguruan tinggi
seyogyanya langsung saja disebut dengan proposal (usulan) desain penelitian.
Perbedaan proposal penelitian
dengan desain penelitian, tidak begitu tajam dan pada dasarnya bersifat
gradual. Karena itu, perbedaan yang bersifat demikian terkadang orang
menyamakan proposal penelitian dengan desain penelitian. Perbedaan materi proposal
penelitian dengan desain penelitian hanyalah karena proposal penelitian dibuat
dalam rangka mencari sponsor terutama masalah anggaran, sedangkan desain
penelitian dibuat sebagai rancangan, format, pedoman, aturan main atau acuan
penelitian yang akan dikerjakan.
Dalam kasus peneltian yang menunggu
persetujuan proposal dana, maka desain penelitiannya dibuat setelah proposal
penelitian disetujui. Desain hanya berfungsi sebagai fasilitas bagi tujuan
penelitian dan bersifat prosedural. Oleh karena itu, ia ditentukan oleh masalah
penelitian, dan bukan sebaliknya. Karena tujuan penelitian itu bervariasi, maka
desain penelitian yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut juga bervariasi.
Desain atau rancangan penelitian
merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat
dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian. Secara umum, rancangan
penelitian adalah pokok-pokok perencanaan seluruh penelitian yang tertuang
dalam satu kesatuan naskah secara ringkas, jelas dan utuh. Rancangan penelitian
dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik,
benar dan lancar.
- Desain
Penelitian Kualitatif
Secara umum, sebuah desain
penelitian terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka serta
metode penelitian. Pada rancangan desain penelitian kualitatif dimulai dengan
secara teknis membicarakan masing-masing bagian konstruksi desain penelitian
seperti: judul penelitan; latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan
penelitian; manfaat penelitian; tinjauan pustaka; hipotesis; konsep-konsep
penelitian; sumber data; metode pengumpulan data; rancangan analisa dan metode
analisa. Penelitian ini bersifat
mendalam dan “menusuk” sasaran penelitian. Tentunya untuk mencpai maksud ini
peneliti membutuhkan waktu yang relatif lama.[1]
- Pendahuluan,
bagian ini menjelaskan:
i.
Judul penelitian
Judul penelitian berbeda dengan
topik penelitian, namun tidak jarang topik penelitian langsung diangkat menjadi
judul penelitian. Dalam hal mendesain judul penelitian maka perlu diperhatikan
bahwa judul penelitian harus operasional dan merupakan potret sosok penelitian
yang sesungguhnya. Judul penelitian yang layak adalah formulasi yang ekspresif
serta menyatakan dengan jelas, padat, berisi tentang permasalahan yang diteliti
ruang penelitian bersangkutan. Judul penelitian diformulasi sedemikian rupa
sehingga kesan ekonomis terhadap penggunaan kata dalam judul terlihat dengan
jelas.
ii.
Latar belakang masalah
Pada bagian latar belakang masalah,
peneliti seyogyanya mengungkapkan tentang motivasi pelaksanaan penelitian
sehingga jelas urgensi penelitian tersebut. Untuk membuat latar belakang
masalah dengan motivasi yang baik, peneliti harus tahu darimana dia memulai
penelitiannya, dari teori keilmuankah atau dari konsep kebijakan yang ada.
Mungkin juga karena motivasi
empiris lainnya yang ditemui di masyarakat. Kalau penelitian ditujukan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan atau mengkritisi konsep kebijakan maupun
perundang-undangan tertentu, maka peneliti seyogyannya menemukan motif
penelitian dari kejanggalan-kejanggalan teoritis, sehingga peneliti memulai
menjelaskan motivasi penelitian itu dari theorytical
problem yang sementara ia temukan. Problem teoritis ini juga berarti
kejanggalan-kejanggalan yang ditemui itu pada tingkat perencanaan dan
konseptualisasi suatu kebijakan publik yang dibuat.
Tetapi seandainya penelitian
diperuntukkan bagi kesempurnaan atau kepentingan lainnya suatu implementasi dan
evaluasi kebijakan yang ada atau yang akan datang, maka motivasi penelitian
dimulai dari kejanggalan implementasi sampai dengan evaluasinya yang pernah
dilakukan selama ini, sehingga kejanggalan ini dirumuskan sebagai empirical problem.
Begitu pula, untuk pemahaman yan
lebih baik terhadap persoalan empiris yang ada, peneliti harus melihatkan
kembali berbagai konsep, perundang-undangan, berbagai keputusan pemerintah
maupun swasta, dan segala yang berhubungan dengan itu. Kemudian dalam memahami
dunia empiris yang akan diteliti, peneliti harus membuka mata, telinga dan
perasaannya agar sebanyak mungkin memperoleh informasi. Cara terakhir ini
biasanya disebut dengan pengamatan awal terhadap calon masalah penelitian.
Terlebih penelitian yang menggunakan metode kualitatif, peneliti merupakan
kunci utama dari keberhasilan penelitiannya.
Pada cirinya yang lain, deskriptif
kualitatif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peranan
yang amta penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang
berbagai varabel sosial.[2]
iii.
Rumusan masalah
Masalah penelitian yang diajukan,
umumnya dirumuskan dengan kalimat bertanya dan diformulasikan dalam
kalimat-kalimat yang jelas dan tidak bertele-tele. Rumusan masalah juga
diajukan sejelas mungkin agar variabel-variabel penelitian itu terlihat dengan
mudah dan kemudian tidak menimbulkan interpretasi lain terhadap rumusan
tersebut.
iv.
Tujuan penelitian
Ketika rumusan masalah telah dibuat
dengan baik maka formulasi tujuan penelitianpun mudah dirumuskan. hal ini
berkenaan dengan akar masalah yang diangkat.
v.
Manfaat penelitian
Pada bagian ini peneliti
menjelaskan secara tegas, untuk apa penelitian itu dilakukan, apa manfaat
teoritis maupun praktis dari penelitian tersebut. Manfaat penelitian pada
desain kualitatif sama dengan signifikansi penelitian. Manfaat penelitian dapat
mengarah kepada sebuah institusi tertentu, beberapa keilmuan, bahkan masyarakat
ataupun objek yang diteliti.
- Tinjauan
pustaka
i.
Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka seringkali disebut
dengan landasan teori, kerangka teori dan merupakan uraian tentang teori-teori
yang digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi yang merupakan
permasalahan penelitian sekaligus juga menjadi landasan teori dalam penelitian.
- Metode
penelitian
Metode penelitian berkaitan dengan
tipe penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam sebuah penelitian.
Dalam metode penelitian, akan diuraikan beberapa karakteristik subjek dan
langkah-langkah penentuannya, metode pengumpulan data dan alat bantu,
prosedur penelitian baik persiapan
maupun saat pelaksanaan bahkan hingga rencana analisis data.
i.
Hipotesis penelitian
Tinjauan pustaka menuntun peneliti
untuk menyusun hipotesi yang sesuai dengan masalah penelitian. Sebagaimana yang
telah dibicarakan pada penjelasan hipotesis bahwa yang dimaksud hipotesis
penelitian adalah pernyataan sementara terhadap hasil penelitian. Oleh
karenanya, hipotesis adalah ramalan terhadap hasil penelitian nanti. Sifat
hipotesi yang hanya meramal itu, menyebabkan hipotesis kadang-kadang sesuai
dengan hasil penelitian dan kadang pun dapat meleset dari hasil penelitian.
Dalam penelitian kualitatif,
hipotesis bermanfaat untuk membantu memfokus, masuk atau berempati dengan
gejala yang diteliti. Sehingga dengan sendirinya dapat meneliti secara mendalam
dan detil dengan mempertimbangkan aspek-aspek penting terkait, utamanya yang
dirumuskan dalam pertanyaan dan sub-sub pertanyaan peneliti. Membentuk
hipotesis dengan rangkaian pernyataan, dapat berupa paragraf, namun hipotesis
tidak perlu selalu ada, khususnya bagi penelitian eksplorasi.
ii.
Konsep penelitian
Variabel penelitian yang terdapat
pada judul atau masalah penelitian perlu dibatasi pengertiannya untuk
menghindari salah maksud dalam menafsirkan konsep tersebut antara peneliti dan
pembaca, serta untuk membatasi penelitian itu sendiri. Tidak semua judul atau
masalah dibatasi konsepnya secara harfiah. Pembatasan konsep dalam penelitian
tidak saja untuk menghindari salah maksud dalam memahami konsep penelitian dan
membatasi penelitian, tetapi batasan konsep
amat diperlukan untuk penjabaran variabel penelitian maupun indikator
variabel.
Tanpa batasan konsep penelitian
yang jelas, variabel penelitian dan indikator variabel tidak dapat
diformulasikan secara terperinci, dan kalau ini yang terjadi maka sudah dapat
dipastikan penelitian akan gagal.
iii.
Sumber Data
Untuk menemukan sumber data,
peneliti harus menjelaskan dimana data penelitian dapat diperoleh. Agar tidak
keliru dalam menentukan sumber data, maka peneliti paling tidak harus melihat
kembali konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. Apabila salah dalam menentukan
sumber data ulang terhadap sumber data yang sebenarnya.
iv.
Metode pengumpulan data
Peneliti menentukan metode apa yang
akan digunakan dalam merekam data penelitian. Penentuan metode pengumpulan data
harus relevan dengan masalah penelitian dan karakteristik sumber data serta
bagaimana alasan-alasan rasional mengapa metode pengumpulan data itu digunakan.[3]
v.
Rancangan analisis dan
metode analisis data
Beberapa hal penting yang perlu
dijelaskan pada rancangan analisis dan metode analisis data yaitu:
- Deskripsi
tentang hal apa yang akan disimpulkan
- Deskripsi
model rancangan analisis
- Apa
teknik analisanya terhadap data yang telah diorganisasikan, yang akan
melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang mantap
- Cara
hasil penelitian diorganisasikan sehingga siap diinterpretasikan atau
diuji.
Jadi, yang perlu dijelaskan dalam
strategi analisis data adalah apa yang mau diuji, apa yang mau disimpulkan dan
bagaimana caranya agar peneliti sampai pada kesimpulan yang benar dan jitu
dalam hasil penelitiannya.
- Kesimpulan
Format desain penelitian kualitatif
secara teoritis berbeda dengan format penelitian kuantitatif, namun
perbedaannya terletak pada kesulitan di dalam membuat desain penelitian
kualitatif itu sendiri karena umumnya penelitian kualitatif yang tidak berpola.
Kesulitan membuat desain penelitian kualitatif disebabkan karena antara lain:
(1) desain penelitian kualitatif itu adalah peneliti sendiri, sehingga
penelitilah yang paham pola penelitian yang akan dilakukan; (2) masalah
penelitian kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat
kesamaan desain penelitian yang bersifat umum, karena itu cenderung desain penelitian kualitatif
bersifat kasuistik; (3) ragam ilmu sosial yang variannya bermacam-macam
sehingga memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda pula terhadap metode
penelitian kualitatif.
- Daftar Pustaka
Burhan
Bungin, Penelitian Kualitatif-Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, Kencana: 2010)
0 comments:
Posting Komentar