Efektivitas Komunikasi


Pengertian Efektivitas Komunikasi
Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan. Sedangkan komunikasi adalah sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang mampu mencapai tujuan dari isi pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feed back) atau reaksi sehingga pesan pun berhasil tersampaikan dan menimbulkan sebuah komunikasi yang efektif.
Menurut Jalaluddin Rahmat, efek dapat terjadi pada tataran yaitu:
    1.      Efek Kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh 
          khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, kepercayaan, atau informasi.
    2.    Efek Afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, 
         yang meliputi segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta nilai.
    3.   Efek Behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, 
        kegiatan, atau kebiasaan tindakan berperilaku.[1]

efektivitas tidak boleh lepas dari: faktor tujuan, faktor manusia, faktor nilai-nilai dan faktor sistem organisasi itu sendiri yang dihubungkan  dengan kondisi waktu, target, jumlah, dan kualitas. Dengan demikian efektivitas ternyata bersifat multidimensional, sehingg strategi yang dipilih untuk meningkatkan efektivitas tergantung pada kekhususan atau spesifikasi faktor dari permasalahan yang hendak dipecahkan. Yang perlu digaris bawahi bahwa sesuatu yang efektif belum tentu efisien, demikian sebaliknya sesuatu yang efisien belum tentu efektif, namun perlu ditegaskan kembali bahwa jika sesuatu kegiatan atau aktivitas telah terbukti ketidak efektifannya maka tidak perlu lagi mempersoalkan efisiensinya.
Robbins mengemukakan bahwa untuk mengukur efektivitas dapat digunakan empat model pendekatan yaitu: (a) pendekatan pencapaian tujuan (Goal attainmet), (2) pendekatan sistem yang menekankan stabilitas, (3) pendekatan konstituensi strategis yang menekankan terpenuhinya tuntutan stakeholder dan (4) pendekatan nilai-nilai bersaing yang mempertemukan tiga kriteria yaitu human relation model, open system model dan rational goad model.

Komunikasi Efektif
Efektif tidaknya sebuah komunikasi bisa kita lihat dengan indikator sebagai berikut:
   a.       Perbedaan persepsi
   b.      Reaksi emosional, emosi ini bisa dalam bentuk marah, benci, mempertahankan persepsi, malu, takut, yang  
         akan berpengaruh dalam memahami pesan yang sedang disampaikan kepada komunikan. Pendekatan 
         yang terbaik dalam hubungan emosi adalah menerimanya sebagai dari proses komunikasi dan mencoba 
         untuk memahaminya ketika emosi menimbulkan masalah.
    c.    Ketidak-konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal yaitu, mencakup semua stimulus dalam suatu 
         peristiwa komunikasi baik yang dihasilkan oleh manusia maupun lingkungan.
    d.    Kecurigaan. Seorang komunikan mempercayai atau mencurigai suatu pesan pada umumnya merupakan
         fungsi kredibilitas dari pengiriman dan pemikiran dari penerima pesan.[2]

Indikasi Komunikasi Efektif
Steward L Tubbs, mengemukakan bahwa komunikasi dapat dikatakan efektif apabila ada lima indikasi berikut:
    1.      Pengertian, penerimaan yang cermat dari isi stimulasi seperti apa yang dimaksud oleh komunikator
    2.      Kesenangan, komunikasi ini juga disebut dengan komunikasi fasis (phatic communication) yang dimaksud 
         untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi menjadikan hubungan antar individu menjadi hangat, akrab 
         dan menyenangkan.
    3.      Pengaruh pada sikap, komunikasi juga sering dilakukan untuk mempengaruhi orang lain, seperti seorang 
         khotib yang ingin membangkitkan sikap keagamaan dan mendorong jamaah dapat beribadah dengan baik, 
         atau seorang politisi yang ingin menciptakan citra yang baik kepada publik pemilihnya, dan lain-lain.
    4.      Hubungan sosial yang makin baik, komunikasi juga ditunjukkan untuk menumbuhkan hubungn sosial yang 
         baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri, untuk itu manusia selalu  
         berkeinginan untuk berhubungan dengan orang lain secara positif.
    5.     Tindakan, tindakan persuasi dalam komunikasi digunakan untuk mempengaruhi sikap persuasif, juga 
         diperlukan untuk memperoleh tindakan yang dikehendaki komunikator. Dalam hal ini, efektivitas 
         komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata oleh komunikan.[3]

 Aturan Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah suatu faktor yang penting bagi perkembangan hidup manusia sebagai makhluk sosial. tanpa mengadakan komunikasi, individu manusia tidak mungkin dapat berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya.
Dalam usaha mengefektifkan komunikasi, Ann Ellenson melakukan penelitian yang menghasilkan aturan bagi pelaksanaan komunikasi, yaitu;
    1.  Usahakan sekuat mungkin agar rintangan-rintangan yang telah stereotype adalah suatu sikap pandangan 
        yang kaku dan tak dapat berubah terhadap aspek-aspek kenyataan, khususnya terhadap seseorang atau 
        kelompok sosial yang menghalangi komunikasi yang baik, agar dapat dilenyapkan, misalnya rintangan 
        karena faktor usia, profesi, dan lain sebagainya.
    2.  Saling mengerti, yaitu antar komunikator dan komunikan berusaha mengerti satu sama lain sebaik-baiknya.
    3.  Menjadi pendengar yang baik dan tidak berprasangka sebelumnya
    4.  Usahakan agar pikiran dan pengalaman bisa sejalan dan dapat mengambil keuntungan dari proses 
        komunikasi tersebut.
    5.  Berinisiatif untuk memberikan jalan keluar penyelesaian masalah.
    6.   Menjadi seorang komunikator yang dapat dipercaya sehingga bisa percaya pada komunikan.
    7.   Memberi motivasi pada komunikan
    8.   Terbuka dan ramah pada pandangan atau pendapat komunikan.[4]


Prinsip Komunikasi Efektif
1.      Prinsip berbicara efektif. Sebuah komunikasi dapat dikatakan efektif apabila menarik untuk didengar, sasaran tercapai (instruktif, informatif, ajakan/himbauan, argumentatif, dan klarifikatif). Indikasinya adalah jelas artikulasinya, hemat kata-kata, bahasa yang mudah dimengerti, suara yang enak untuk didengar dan dirasakan.
2.      Mendengar dengan aktif. Mendengar adalah hal yang utama dalam berkomunikasi, mendengar dengan aktif berarti mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan dibalik pesan tadi. Brownell menyatakan bahwa, efektifitas mendengarakan terdapat enam unsur yang dikenal dengan HURIER (Hearing, Understand, Rembering, Interpreting, Evaluating, Responding).[5]

Hukum Komunikasi Efektif
1.      Respect. Sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita. Samuel Johnson mengatakan bahwa “There will be no RESPECT without TRUST, and there is no trust without INTEGRITY”
2.      Empati. Kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
3.      Audible. Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
4.      Clarity. Kejelasan dari pesan yang disampaikan.
5.      Humble. Sikap rendah hati adalah unsur sikap untuk membangun rasa mengahrgai orang lain.[6]


PENUTUP

Membahas tentang komunikasi memang sungguh panjang dan meluas. Semakin kita dalami ilmu komunikasi tersebut maka semakin tertariklah kita akan uniknya ilmu komunikasi dan bagaimana peristiwa komunikasi itu.

Untuk membahas setiap bab nya pun tentu sungguh panjang lebar. Akan tetapi, kami dari kelompok 14 hanya bisa membagikan sedikit pengetahuan kami tentang komunikasi khususnya tentang bahasan yang telah kami bahas yaitu, Efektivitas Komunikasi.

Namun kami berharap, walaupun pembahasan ini hanya beberapa lembar halaman saja, semoga bahasan ini menjadi suatu yang bermanfaat bagi pembaca khususnya juga bagi kami sebagai pemakalah.

Untuk kekurangan dalam penyajian makalah juga pembahasan materi, kami sebagai pemakalah dari kelompok 14 sungguh meminta maaf. Semoga kurang dan lebihnya makalah ini bisa di terima dengan baik oleh teman-teman sekalian. Amin.

Wassalaam.



[1] Wahyu Ilaihi, M.A., Komunikasi Dakwah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, Cet. 1, hal. 21. 
[2] Ibid, 164.
[3] Wahyu Ilaihi, M.A., Komunikasi Dakwah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, Cet. 1, hal. 157.
[4] Ibid, hal. 162.
[5] Ibid, hal. 163.
[6] Ibid, hal. 165-166.

2 komentar:

  1. trus pratanyaan sya mengapa harus ada efektivitas komunikasi yang kita pahami dan kita dalami

    BalasHapus
    Balasan
    1. dengan melakukan komunikasi kita bisa melakukan kerjasama yang dapat saling menguntungkan

      Hapus